Langsung ke konten utama

Ice breaking Siapakah Buddha

 🌸 GERAKAN NILAI POSITIF


Tema: Siapakah Buddha?


Nilai: Cinta kasih, welas asih, dan kebijaksanaan Buddha.


---


🎯 Tujuan Kegiatan


Membuat anak merasakan sifat luhur Buddha melalui gerakan.


Menumbuhkan rasa cinta, tenang, dan bahagia dalam diri.


Membantu anak mengingat 9 sifat luhur Buddha lewat aktivitas menyenangkan.


---


🧘‍♀️ Langkah-Langkah Kegiatan (Gerak dan Ucap)


Guru berdiri di depan dan mengajak anak mengikuti gerakan sambil mengucapkan kalimat pendek sesuai nilai luhur.


---


💛 1. Mahasuci – “Aku ingin hati bersih”


👐 Letakkan tangan di dada → tarik napas → senyum → katakan:


> “Aku ingin hatiku bersih seperti Buddha.”


🌼 Nilai: Kejujuran, tidak iri, tidak marah.


---


💡 2. Cerah Sempurna – “Aku mau jadi bijak”


☀️ Tangan di kepala membentuk lingkaran seperti cahaya.


> “Aku belajar jadi anak bijak seperti Buddha.”


🌼 Nilai: Belajar sungguh-sungguh, berpikir benar.


---


🤝 3. Sempurna Pengetahuan dan Perilaku – “Aku berbuat baik”


✋ Satu tangan di kepala (pengetahuan), satu di dada (perilaku).


> “Aku berpikir dan berbuat baik.”


🌼 Nilai: Pengetahuan dan perilaku selaras.


---


🌈 4. Penuntas Jalan – “Aku bertekad hidup baik”


🚶‍♀️ Melangkah maju satu langkah tangan mengepal.


> “Aku bertekad menempuh jalan benar.”


🌼 Nilai: Semangat menempuh kebaikan.


---


🌏 5. Pengenal Segenap Alam – “Aku mau memahami semua”


👀 Tangan di mata seperti teropong, lalu buka lebar tangan ke samping.


> “Aku mau memahami orang lain dan makhluk lain.”


🌼 Nilai: Empati, berpikir luas.


---


💫 6. Pembimbing Makhluk – “Aku mau menolong”


🫶 Buka tangan ke depan seolah menolong orang lain.


> “Aku mau menolong teman dan makhluk lain.”


🌼 Nilai: Suka menolong, peduli sesama.


---


🌟 7. Guru Dewa dan Manusia – “Aku mau berbagi ilmu baik”


📖 Gerakan seperti membuka buku.


> “Aku mau berbagi hal baik kepada semua.”


🌼 Nilai: Mengajarkan kebaikan, menjadi teladan.


---


🧘‍♂️ 8. Sadar – “Aku sadar dan tenang”


🧘‍♀️ Duduk bersila, tangan di pangkuan, mata terpejam sejenak.


> “Aku sadar dan tenang seperti Buddha.”


🌼 Nilai: Kesadaran diri, pengendalian diri.


---


🌞 9. Penuh Berkah – “Aku membawa bahagia”


🌸 Buka tangan lebar ke samping sambil tersenyum cerah.


> “Aku membawa kebahagiaan untuk semua makhluk.”


🌼 Nilai: Membawa damai dan kebahagiaan bagi sekitar.


---


✨ Penutup (Guru bimbing)


> “Anak-anak, kalau kita mempraktikkan semua sifat luhur itu,

berarti kita meneladani Buddha.

Mari kita tepuk tangan untuk diri sendiri!

Sādhu! Sādhu! Sādhu!” 👏👏👏





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGHADAPI MARA

    🪷 KEGIATAN SMB 45 MENIT Tema: Petapa Gotama Menghadapi Māra (Kisah dari Nidānakathā Jātaka dan Sutta Nipāta 3.2) Kelas: 5–6 SD Durasi: ±45 menit 🌸 1. PEMBUKA (3 menit) Guru memberi salam Buddhis. Anak-anak duduk tenang dan bernamaskara. Guru mengajak menyanyi “Namo Tassa…” atau tepuk semangat singkat. --- 🌳 2. STUDI CERITA (±12 menit) Cerita Dhamma: Keteguhan di Bawah Pohon Bodhi Di Hutan Gayā, Petapa Gotama menemukan pohon asattha (beringin) dan duduk bersila menghadap timur. Beliau bertekad: > “Walau hanya kulit, urat, daging, dan tulang-Ku yang tertinggal, Aku tak akan bangkit sebelum menjadi Buddha!” Māra — raja kegelapan — mendengar tekad itu dan berteriak: > “Tak akan kubiarkan Siddhattha menjadi Buddha!” Dengan menunggang gajah besar Girimekhala, Māra datang bersama pasukan jahatnya. Petapa Gotama tetap duduk tenang, penuh ketenangan batin. Māra menyerang dengan angin topan, badai, hujan batu, api, abu panas, dan lumpur, tetapi semua berubah menjadi bunga-b...

Vaṇṇupatha-Jātaka

🏜️ VAṆṆUPATHA–JĀTAKA (Kisah Perjalanan di Gurun Pasir) Ketekunan dan Keyakinan Membawa Keselamatan 📜 Latar Cerita: Brahmadatta adalah raja di Benares. Bodhisatta terlahir sebagai seorang saudagar bijaksana yang memimpin lima ratus gerobak dagang menyeberangi padang pasir sejauh enam puluh yojana. Gurun itu sangat panas — pasirnya seperti bara, sehingga mereka hanya dapat berjalan di malam hari dan beristirahat di siang hari. 🌵 Kisahnya: Suatu malam, pemandu mereka tertidur di atas gerobak dan sapi-sapi tanpa sadar berbalik arah, sehingga rombongan kembali ke tempat semula. Pagi tiba — air dan kayu bakar sudah dibuang, tidak ada lagi bekal. Semua orang putus asa dan berbaring di bawah gerobak, menunggu mati. Namun Bodhisatta berkata dalam hati: “Jika aku menyerah sekarang, semuanya akan binasa.” Ia berjalan di bawah panas matahari dan menemukan rumput kusa tumbuh di pasir. “Rumput ini tidak mungkin hidup tanpa air di bawahnya,” pikirnya. Ia memerintahkan pengikutnya menggali. Setelah...
Tema: Berani Beda, Berani Benar Peserta: Remaja SMP/SMA 1. Pembukaan (3 menit) Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa (3x). Selamat pagi/siang sahabat Dhamma. Hari ini kita akan membahas satu hal yang sangat penting dalam hidup remaja: bagaimana kita berani berbeda ketika lingkungan menekan kita untuk ikut arus, dan berani benar meskipun harus sendirian. 👉 Pertanyaan pembuka: “Siapa di sini pernah merasa tertekan ikut-ikutan teman padahal hati kecil berkata itu salah?” 2. Mengapa Tema Ini Penting (5 menit) Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Tekanan dari teman sebaya (peer pressure) bisa sangat kuat. Media sosial menambah tekanan: ikut tren, ikut challenge, takut dianggap “nggak gaul”. Pertanyaan reflektif: “Apakah lebih penting terlihat keren di mata orang lain, atau tenang di hati sendiri?” 3. Landasan Dhamma (10 menit) Dhammapada 061 “Lebih baik berjalan sendiri di jalan yang benar, daripada berjalan bersama orang bodoh di jalan yang salah...