Langsung ke konten utama

SERIVANIJA- JATAKA

 

 SERIVANIJA- JATAKA




berikut rancangan kegiatan 45 menit di Sekolah Minggu Buddhis (SMB) untuk kelas 3–6 SD dengan tema: Serivānija-Jātaka (kisah dua pedagang, satu serakah dan satu jujur).


🪷 Tema: Kejujuran Membawa Berkah

Cerita dasar: Serivānija-Jātaka
Lama kegiatan: ±45 menit
Usia: Kelas 3–6 SD


🕒 RUNDOWN KEGIATAN (45 menit)

WaktuKegiatanTujuan
5 menit  Pembukaan & Sapaan Metta
  Guru menyapa, ajak bernapas tenang,   menyanyikan lagu “Metta untuk Semua.”
Menenangkan pikiran & membangun suasana penuh cinta kasih.
10 menit Cerita Dhamma: Serivānija-Jātaka (gaya interaktif)Anak mengenal kisah & nilai kejujuran.
10 menitDiskusi ringan & tanya-jawabAnak memahami makna kejujuran dan akibat dari keserakahan.
10 menitPermainan “Pedagang Jujur” (role play)Melatih anak membedakan sikap jujur dan tidak jujur lewat permainan.
5 menitRefleksi & Afirmasi DhammaMenyimpulkan pelajaran hari ini.
5 menitDoa penutup & lagu “Aku Mau Jujur”Menutup dengan semangat dan sukacita.





📖 RINGKASAN CERITA: Serivānija-Jātaka

Dua pedagang keliling menjual barang di sebuah desa.
Salah satunya jujur dan baik hati, sedangkan yang satu lagi serakah dan menipu.
Seorang nenek tua memiliki mangkuk emas yang ia kira hanya tembaga.
Pedagang jujur berkata, “Ini sangat berharga, Ibu. Saya tak sanggup membelinya.”
Lalu ia pergi.
Pedagang serakah datang dan mencoba menipu: “Ini hanya tembaga tua, saya ambil ya?”
Tapi nenek menolak.
Akhirnya pedagang jujur kembali, membeli dengan harga pantas, dan memperoleh keberkahan.
Pedagang serakah marah dan kehilangan semuanya.

👉 Pesan moral:

“Kejujuran membawa berkah, keserakahan membawa celaka.”


🎲 PERMAINAN: “Pedagang Jujur” (10 menit)

Peralatan: beberapa benda kecil (mainan, koin plastik, buah tiruan, dll).
Cara main:

  1. Anak-anak dibagi 2 kelompok: Pedagang Jujur dan Pedagang Licik.

  2. Guru memberi situasi: “Kamu menemukan barang jatuh di pasar, apa yang kamu lakukan?”

  3. Anak bergantian menunjukkan responnya.

  4. Setelah itu tukar peran.

  5. Guru ajak refleksi: mana yang membuat hati lebih damai?

Tujuan: anak belajar lewat pengalaman bahwa jujur membuat hati tenang dan disukai orang lain.


💬 REFLEKSI (5 menit)

Guru bertanya:

  • Apa yang kamu pelajari dari kisah ini?

  • Kalau kamu jadi pedagang, kamu ingin jadi yang mana?

  • Pernahkah kamu merasa senang karena berkata jujur?

Afirmasi bersama:

“Aku mau jadi anak yang jujur dan baik hati.” 🙏✨


🎵 LAGU PENUTUP 

Aku mau jujur setiap hari, 🎵  
Jujur pada teman dan diri sendiri.  
Hati tenang, teman pun senang,  
Jujur itu indah di mana-mana! 🌈
























Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGHADAPI MARA

    🪷 KEGIATAN SMB 45 MENIT Tema: Petapa Gotama Menghadapi Māra (Kisah dari Nidānakathā Jātaka dan Sutta Nipāta 3.2) Kelas: 5–6 SD Durasi: ±45 menit 🌸 1. PEMBUKA (3 menit) Guru memberi salam Buddhis. Anak-anak duduk tenang dan bernamaskara. Guru mengajak menyanyi “Namo Tassa…” atau tepuk semangat singkat. --- 🌳 2. STUDI CERITA (±12 menit) Cerita Dhamma: Keteguhan di Bawah Pohon Bodhi Di Hutan Gayā, Petapa Gotama menemukan pohon asattha (beringin) dan duduk bersila menghadap timur. Beliau bertekad: > “Walau hanya kulit, urat, daging, dan tulang-Ku yang tertinggal, Aku tak akan bangkit sebelum menjadi Buddha!” Māra — raja kegelapan — mendengar tekad itu dan berteriak: > “Tak akan kubiarkan Siddhattha menjadi Buddha!” Dengan menunggang gajah besar Girimekhala, Māra datang bersama pasukan jahatnya. Petapa Gotama tetap duduk tenang, penuh ketenangan batin. Māra menyerang dengan angin topan, badai, hujan batu, api, abu panas, dan lumpur, tetapi semua berubah menjadi bunga-b...

Vaṇṇupatha-Jātaka

🏜️ VAṆṆUPATHA–JĀTAKA (Kisah Perjalanan di Gurun Pasir) Ketekunan dan Keyakinan Membawa Keselamatan 📜 Latar Cerita: Brahmadatta adalah raja di Benares. Bodhisatta terlahir sebagai seorang saudagar bijaksana yang memimpin lima ratus gerobak dagang menyeberangi padang pasir sejauh enam puluh yojana. Gurun itu sangat panas — pasirnya seperti bara, sehingga mereka hanya dapat berjalan di malam hari dan beristirahat di siang hari. 🌵 Kisahnya: Suatu malam, pemandu mereka tertidur di atas gerobak dan sapi-sapi tanpa sadar berbalik arah, sehingga rombongan kembali ke tempat semula. Pagi tiba — air dan kayu bakar sudah dibuang, tidak ada lagi bekal. Semua orang putus asa dan berbaring di bawah gerobak, menunggu mati. Namun Bodhisatta berkata dalam hati: “Jika aku menyerah sekarang, semuanya akan binasa.” Ia berjalan di bawah panas matahari dan menemukan rumput kusa tumbuh di pasir. “Rumput ini tidak mungkin hidup tanpa air di bawahnya,” pikirnya. Ia memerintahkan pengikutnya menggali. Setelah...
Tema: Berani Beda, Berani Benar Peserta: Remaja SMP/SMA 1. Pembukaan (3 menit) Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa (3x). Selamat pagi/siang sahabat Dhamma. Hari ini kita akan membahas satu hal yang sangat penting dalam hidup remaja: bagaimana kita berani berbeda ketika lingkungan menekan kita untuk ikut arus, dan berani benar meskipun harus sendirian. 👉 Pertanyaan pembuka: “Siapa di sini pernah merasa tertekan ikut-ikutan teman padahal hati kecil berkata itu salah?” 2. Mengapa Tema Ini Penting (5 menit) Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Tekanan dari teman sebaya (peer pressure) bisa sangat kuat. Media sosial menambah tekanan: ikut tren, ikut challenge, takut dianggap “nggak gaul”. Pertanyaan reflektif: “Apakah lebih penting terlihat keren di mata orang lain, atau tenang di hati sendiri?” 3. Landasan Dhamma (10 menit) Dhammapada 061 “Lebih baik berjalan sendiri di jalan yang benar, daripada berjalan bersama orang bodoh di jalan yang salah...