Langsung ke konten utama


 

Berikut contoh Rencana Kegiatan Sekolah Minggu Buddhis (SMB) 45 menit bertema
🪷 “Menjalani Pertapaan Keras” — berdasarkan buku Kasih Buddha A.
Kegiatan ini cocok untuk anak-anak usia 7–12 tahun dan menanamkan nilai kesabaran, kesederhanaan, dan tekad mencari kebenaran, seperti yang dicontohkan oleh Pangeran Siddharta.


🕒 Durasi Total: 45 Menit

🌺 1. Pembukaan (5 menit)

Tujuan: Menyiapkan anak-anak agar tenang dan fokus.
Kegiatan:

  • Guru memberi salam Buddhis:

    “Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa.”

  • Anak-anak membalas dengan anjali (tangan di dada).

  • Nyanyikan lagu pembuka singkat: “Sang Buddha Guru Sejati” atau lagu “Tiga Perlindungan”.

  • Guru menjelaskan bahwa hari ini anak-anak akan belajar tentang Pangeran Siddharta yang menjalani pertapaan keras sebelum menjadi Buddha.


🌳 2. Cerita Dhamma (10 menit)

Tujuan: Anak mengenal kisah pertapaan Siddharta dengan cara menarik.
Kegiatan:

  • Guru menceritakan bagian dari buku Kasih Buddha A tentang saat Siddharta meninggalkan istana dan menjalani pertapaan keras.
    Ceritakan dengan bahasa sederhana dan ekspresif.

  • Tambahkan alat bantu visual (gambar pohon Bodhi atau boneka kecil sebagai Siddharta).

  • Tekankan pesan:

    “Siddharta belajar bahwa terlalu keras menyiksa diri tidak membawa kebahagiaan.
    Jalan Tengah adalah jalan terbaik.”


🎨 3. Aktivitas Kreatif / Gerak Lagu (15 menit)

Tujuan: Anak mengekspresikan pelajaran melalui gerak dan lagu.
Kegiatan:

  • Nyanyikan lagu “Pangeran Siddharta” (lirik pendek yang telah dibuat sebelumnya).

  • Lakukan bersama gerakannya:

    • Lipat tangan di dada → melangkah ke depan → duduk bersila → buka tangan ke atas (menyebarkan cahaya).

  • Ulangi 2–3 kali agar anak-anak hafal.

  • Setelah itu, ajak anak menggambar:
    ✏️ “Pangeran Siddharta bermeditasi di bawah pohon Bodhi.”
    Guru bisa memutar musik lembut saat mereka menggambar.


💬 4. Diskusi Ringan / Refleksi (10 menit)

Tujuan: Menanamkan makna moral.
Pertanyaan panduan untuk anak-anak:

  • Apa yang kamu pelajari dari Pangeran Siddharta?

  • Mengapa kita perlu sabar dan tidak mudah marah?

  • Bagaimana caranya berlatih jadi anak baik di rumah dan sekolah?

💡 Guru menegaskan:

“Menjalani pertapaan keras berarti berlatih menahan diri dan belajar sabar — bukan menyiksa diri, tapi menjaga hati tetap damai.”


🪷 5. Penutup (5 menit)

Tujuan: Mengakhiri kegiatan dengan rasa syukur dan damai.
Kegiatan:

  • Ajak anak duduk tenang selama 1 menit untuk meditasi singkat:

    “Tarik napas dalam... hembuskan perlahan...
    Semoga semua makhluk hidup bahagia.”

  • Nyanyikan lagu penutup (“Metta Karuna” atau “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta”).

  • Guru mengucapkan:

    “Sadhu, sadhu, sadhu.”
    Anak-anak menjawab sambil anjali.


🌞 Nilai yang Diajarkan

  • Sabar dan tekun dalam belajar.

  • Hidup sederhana dan penuh cinta kasih.

  • Tidak berlebihan dalam keinginan.

  • Menemukan kebahagiaan dari hati yang tenang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema: Berani Beda, Berani Benar Peserta: Remaja SMP/SMA 1. Pembukaan (3 menit) Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa (3x). Selamat pagi/siang sahabat Dhamma. Hari ini kita akan membahas satu hal yang sangat penting dalam hidup remaja: bagaimana kita berani berbeda ketika lingkungan menekan kita untuk ikut arus, dan berani benar meskipun harus sendirian. 👉 Pertanyaan pembuka: “Siapa di sini pernah merasa tertekan ikut-ikutan teman padahal hati kecil berkata itu salah?” 2. Mengapa Tema Ini Penting (5 menit) Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Tekanan dari teman sebaya (peer pressure) bisa sangat kuat. Media sosial menambah tekanan: ikut tren, ikut challenge, takut dianggap “nggak gaul”. Pertanyaan reflektif: “Apakah lebih penting terlihat keren di mata orang lain, atau tenang di hati sendiri?” 3. Landasan Dhamma (10 menit) Dhammapada 061 “Lebih baik berjalan sendiri di jalan yang benar, daripada berjalan bersama orang bodoh di jalan yang salah...
  🪷 Self Love Journey: From Insecure to Secure (Perjalanan Mencintai Diri: Dari Minder Jadi Pede) Durasi: 45 menit Audience: Remaja SMP–SMK 1. Pembukaan & Ice Breaking (5 menit) Ajak peserta angkat tangan: “Siapa yang pernah minder? Siapa yang pernah bandingin diri dengan orang lain?” Bikin suasana cair → semua orang pernah merasa insecure. Tema hari ini: Self Love Journey , kita belajar dari Dhamma bagaimana mengubah minder jadi percaya diri. 2. Self Love dalam Dhamma (7 menit) Rujukan Sutta: Mettā Sutta (Sn 1.8) : “Seorang hendaknya berbahagia dan aman. Hendaknya ia memancarkan cinta kasih kepada dirinya sendiri…” Dhammapada 157 : “Jika seseorang mencintai dirinya sendiri dengan benar, ia harus menjaga dirinya dengan baik.” Penjelasan: Self love = melatih mettā pertama-tama kepada diri sendiri. Kalau kita bisa menyayangi diri, kita punya energi untuk menyayangi orang lain. Self love yang bijaksana berbeda dengan egois. Egois = hanya mementingka...
  🕒 Rancangan Sesi 45 Menit – Tema “Semangat” (Revisi) 1. Pembukaan & Ice Breaking (5 menit) Salam & Namaskara (1 menit) Ice Breaking: “Tebak Semangat” Guru menirukan ekspresi malas → sedih → semangat → lelah → semangat lagi. Anak-anak menebak emosi yang ditunjukkan. Pesan: “Hari ini kita belajar bagaimana tetap SEMANGAT walaupun kadang lelah.” 2. Cerita & Diskusi (10 menit) Cerita – “Ananda yang Tidak Menyerah” Awal: Ananda diminta ibunya membantu menyapu halaman. Ia mulai semangat, tapi setelah melihat banyak daun, ia merasa malas. Titik balik: Ananda duduk lelah, lalu teringat kata-kata gurunya di SMB minggu lalu: “Semangat itu seperti matahari. Jika terus bersinar, semua menjadi terang.” Aksi: Ananda bangkit, mengambil sapu lagi, dan mulai bekerja sambil bernyanyi kecil. Ia selesaikan pekerjaannya sampai halaman bersih. Akhir: Ibunya memuji, “Ananda, Ibu senang kamu menyelesaikan tugasmu. Kamu anak yang semangat!” Ananda merasa bahagia kare...