Langsung ke konten utama

 


🕒 Rancangan Sesi 45 Menit – Tema “Semangat” (Revisi)

1. Pembukaan & Ice Breaking (5 menit)

  • Salam & Namaskara (1 menit)

  • Ice Breaking: “Tebak Semangat”
    Guru menirukan ekspresi malas → sedih → semangat → lelah → semangat lagi.
    Anak-anak menebak emosi yang ditunjukkan.
    Pesan: “Hari ini kita belajar bagaimana tetap SEMANGAT walaupun kadang lelah.”


2. Cerita & Diskusi (10 menit)

Cerita – “Ananda yang Tidak Menyerah”

Awal:
Ananda diminta ibunya membantu menyapu halaman. Ia mulai semangat, tapi setelah melihat banyak daun, ia merasa malas.

Titik balik:
Ananda duduk lelah, lalu teringat kata-kata gurunya di SMB minggu lalu:
“Semangat itu seperti matahari. Jika terus bersinar, semua menjadi terang.”

Aksi:
Ananda bangkit, mengambil sapu lagi, dan mulai bekerja sambil bernyanyi kecil. Ia selesaikan pekerjaannya sampai halaman bersih.

Akhir:
Ibunya memuji, “Ananda, Ibu senang kamu menyelesaikan tugasmu. Kamu anak yang semangat!”
Ananda merasa bahagia karena berhasil melawan rasa malas.

Nilai Positif yang Ditekankan:

  • Pantang menyerah: Walau lelah, Ananda tetap menyelesaikan tugas.

  • Bersyukur & berlatih: Kesempatan membantu orang tua adalah cara menumbuhkan kebajikan.

  • Semangat adalah energi batin: Ia membuat kita rajin, gembira, dan memberi manfaat bagi orang lain.

  • Mengendalikan pikiran malas: Mengingat tujuan baik (halaman bersih, ibu senang) membuat Ananda bersemangat lagi.

Diskusi Singkat:

  • “Pernahkah kamu hampir menyerah, tapi tetap semangat?”

  • “Apa yang membuat kamu semangat kembali?”

  • “Bagaimana rasanya setelah berhasil menyelesaikan tugas?”


3. Keterampilan / Aktivitas Kreatif (15 menit)

  • Poster “Aku Semangat!”

    • Gambar diri saat berbuat baik (belajar, membantu teman, menyapu rumah).

    • Tambahkan kata-kata penyemangat seperti “Aku Bisa!”, “Tetap Semangat!”.

  • Nilai Positif: Anak berlatih mengekspresikan semangat melalui karya, menumbuhkan rasa bangga atas kebaikan.


4. Refleksi & Meditasi Singkat (5 menit)

  • Refleksi:

    • Duduk hening, tarik napas dalam.

    • Guru pimpin renungan:

      “Ingat saat kamu hampir menyerah. Rasakan semangat yang membuatmu bangkit. Ucapkan dalam hati: Aku Bisa, Aku Semangat.”

  • Nilai Positif: Latihan sadar diri, memperkuat tekad batin.


5. Lagu & Penutup (10 menit)

  • Lagu: Pilih lagu ceria bertema semangat (bisa pakai lagu dari Kasih Buddha A atau lagu anak SMB seperti “Bangun Pagi” atau “Semangat Belajar”).

  • Ajak anak berdiri & bergerak: Lompat kecil saat menyanyikan kata “semangat”.

  • Penutup & Namaskara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema: Berani Beda, Berani Benar Peserta: Remaja SMP/SMA 1. Pembukaan (3 menit) Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa (3x). Selamat pagi/siang sahabat Dhamma. Hari ini kita akan membahas satu hal yang sangat penting dalam hidup remaja: bagaimana kita berani berbeda ketika lingkungan menekan kita untuk ikut arus, dan berani benar meskipun harus sendirian. 👉 Pertanyaan pembuka: “Siapa di sini pernah merasa tertekan ikut-ikutan teman padahal hati kecil berkata itu salah?” 2. Mengapa Tema Ini Penting (5 menit) Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Tekanan dari teman sebaya (peer pressure) bisa sangat kuat. Media sosial menambah tekanan: ikut tren, ikut challenge, takut dianggap “nggak gaul”. Pertanyaan reflektif: “Apakah lebih penting terlihat keren di mata orang lain, atau tenang di hati sendiri?” 3. Landasan Dhamma (10 menit) Dhammapada 061 “Lebih baik berjalan sendiri di jalan yang benar, daripada berjalan bersama orang bodoh di jalan yang salah...
  🪷 Self Love Journey: From Insecure to Secure (Perjalanan Mencintai Diri: Dari Minder Jadi Pede) Durasi: 45 menit Audience: Remaja SMP–SMK 1. Pembukaan & Ice Breaking (5 menit) Ajak peserta angkat tangan: “Siapa yang pernah minder? Siapa yang pernah bandingin diri dengan orang lain?” Bikin suasana cair → semua orang pernah merasa insecure. Tema hari ini: Self Love Journey , kita belajar dari Dhamma bagaimana mengubah minder jadi percaya diri. 2. Self Love dalam Dhamma (7 menit) Rujukan Sutta: Mettā Sutta (Sn 1.8) : “Seorang hendaknya berbahagia dan aman. Hendaknya ia memancarkan cinta kasih kepada dirinya sendiri…” Dhammapada 157 : “Jika seseorang mencintai dirinya sendiri dengan benar, ia harus menjaga dirinya dengan baik.” Penjelasan: Self love = melatih mettā pertama-tama kepada diri sendiri. Kalau kita bisa menyayangi diri, kita punya energi untuk menyayangi orang lain. Self love yang bijaksana berbeda dengan egois. Egois = hanya mementingka...