Langsung ke konten utama


 

🪷 Naskah SMB 45 Menit: Jalan Mulia Berunsur Delapan

👦👧 Sasaran: Anak-anak SD–SMP
⏰ Durasi: ±45 menit


1. Pembukaan (5 menit)

  • Guru menyapa:
    “Selamat pagi anak-anak, hari ini kita akan belajar sesuatu yang sangat penting, yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan. Ini adalah jalan menuju hidup yang bahagia, tenang, dan penuh kebijaksanaan. Tapi jangan khawatir, kita akan bahas dengan cara yang mudah dan menyenangkan!”


2. Ice Breaking (5 menit) – “Langkah Delapan” 👣

  • Anak-anak berdiri melingkar.

  • Guru berkata: “Jalan Mulia ada 8 langkah. Setiap kali saya sebut angka 1 sampai 8, kita akan buat gerakan sederhana.”

    1. Lihat benar 👀 (tangan di mata seperti teropong)

    2. Pikir benar 🤔 (tangan di kepala)

    3. Bicara benar 🗣️ (tangan di mulut)

    4. Aksi benar 🙌 (angkat tangan)

    5. Hidup benar 🏡 (buat rumah dengan tangan)

    6. Usaha benar 💪 (pukul pelan seperti olahraga)

    7. Perhatian benar 🧘 (tangan di dada, tarik napas)

    8. Konsentrasi benar 🎯 (tangan fokus ke depan)

  • Ulang 2–3 kali dengan cepat, supaya seru.


3. Cerita Utama (20 menit)

Guru bercerita dengan contoh sederhana:

Mengapa Ada Jalan Mulia?

  • Dulu, Pangeran Siddhattha meninggalkan istana karena melihat ada penderitaan: sakit, tua, dan mati.

  • Setelah jadi Buddha, beliau menemukan jalan untuk mengatasi penderitaan, yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan.

Isi 8 Faktor Jalan Mulia

  1. Pandangan Benar (Sammā-diṭṭhi)
    → Contoh: percaya bahwa berbuat baik akan membawa kebahagiaan.
    Misalnya: kalau rajin belajar, kita akan pintar.

  2. Pikiran Benar (Sammā-saṅkappa)
    → Contoh: tidak iri, tidak benci, selalu ingin menolong.
    Misalnya: kalau teman punya mainan baru, kita ikut senang.

  3. Ucapan Benar (Sammā-vācā)
    → Contoh: tidak berbohong, tidak berkata kasar.
    Misalnya: kalau jatuhin barang, bilang jujur, “Iya, aku yang jatuhin.”

  4. Perbuatan Benar (Sammā-kammanta)
    → Contoh: tidak menyakiti, tidak mencuri.
    Misalnya: membantu orang tua, menjaga hewan peliharaan.

  5. Penghidupan Benar (Sammā-ājīva)
    → Contoh: kalau dewasa, mencari rezeki dengan cara baik.
    Untuk anak-anak: tidak minta uang dengan cara menipu.

  6. Usaha Benar (Sammā-vāyāma)
    → Contoh: berusaha keras untuk hal baik.
    Misalnya: belajar walau malas, tetap mencoba lagi.

  7. Perhatian Benar (Sammā-sati)
    → Contoh: sadar saat makan, belajar, main.
    Misalnya: saat makan nasi goreng, betul-betul menikmati, tidak sambil main HP.

  8. Konsentrasi Benar (Sammā-samādhi)
    → Contoh: bisa fokus tanpa gampang terganggu.
    Misalnya: kalau lagi PR, kerjakan sampai selesai dulu, baru main.


4. Nilai Positif (5 menit)

  • Jalan Mulia ini seperti peta kehidupan. Kalau kita jalani, hidup jadi lebih bahagia.

  • 3 hal utama yang muncul dari 8 faktor ini:

    1. Bijaksana (pandangan & pikiran benar)

    2. Berbudi (ucapan, perbuatan, penghidupan benar)

    3. Tenang (usaha, perhatian, konsentrasi benar)


5. Aktivitas Kreatif (5 menit) – “Tangga Kebahagiaan” 🪜

  • Guru gambar tangga di papan, dengan 8 anak tangga.

  • Anak-anak diminta menempel kertas kecil/menulis:

    • “Hari ini aku bisa melatih ucapan benar dengan … tidak membentak adik.”

    • “Hari ini aku bisa melatih perhatian benar dengan … belajar tanpa main HP.”

  • Hasilnya: tangga penuh kebajikan menuju kebahagiaan.


6. Refleksi & Penutup (5 menit)

  • Guru ajak duduk hening 1 menit.

  • Lalu tanyakan:

    • “Dari 8 faktor tadi, mana yang paling ingin kamu latih minggu ini?”

  • Tutup dengan kalimat inspirasi:
    “Jalan Mulia Berunsur Delapan bukan hanya untuk zaman Buddha, tapi juga untuk kita semua. Kalau kita melangkah di jalan ini, kita bisa jadi anak yang bijaksana, baik hati, dan bahagia.”


👉 Total 45 menit:

  • Pembukaan: 5 mnt

  • Ice breaking: 5 mnt

  • Cerita utama: 20 mnt

  • Nilai positif: 5 mnt

  • Aktivitas kreatif: 5 mnt

  • Refleksi & penutup: 5 mnt


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema: Berani Beda, Berani Benar Peserta: Remaja SMP/SMA 1. Pembukaan (3 menit) Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa (3x). Selamat pagi/siang sahabat Dhamma. Hari ini kita akan membahas satu hal yang sangat penting dalam hidup remaja: bagaimana kita berani berbeda ketika lingkungan menekan kita untuk ikut arus, dan berani benar meskipun harus sendirian. 👉 Pertanyaan pembuka: “Siapa di sini pernah merasa tertekan ikut-ikutan teman padahal hati kecil berkata itu salah?” 2. Mengapa Tema Ini Penting (5 menit) Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Tekanan dari teman sebaya (peer pressure) bisa sangat kuat. Media sosial menambah tekanan: ikut tren, ikut challenge, takut dianggap “nggak gaul”. Pertanyaan reflektif: “Apakah lebih penting terlihat keren di mata orang lain, atau tenang di hati sendiri?” 3. Landasan Dhamma (10 menit) Dhammapada 061 “Lebih baik berjalan sendiri di jalan yang benar, daripada berjalan bersama orang bodoh di jalan yang salah...
  🪷 Self Love Journey: From Insecure to Secure (Perjalanan Mencintai Diri: Dari Minder Jadi Pede) Durasi: 45 menit Audience: Remaja SMP–SMK 1. Pembukaan & Ice Breaking (5 menit) Ajak peserta angkat tangan: “Siapa yang pernah minder? Siapa yang pernah bandingin diri dengan orang lain?” Bikin suasana cair → semua orang pernah merasa insecure. Tema hari ini: Self Love Journey , kita belajar dari Dhamma bagaimana mengubah minder jadi percaya diri. 2. Self Love dalam Dhamma (7 menit) Rujukan Sutta: Mettā Sutta (Sn 1.8) : “Seorang hendaknya berbahagia dan aman. Hendaknya ia memancarkan cinta kasih kepada dirinya sendiri…” Dhammapada 157 : “Jika seseorang mencintai dirinya sendiri dengan benar, ia harus menjaga dirinya dengan baik.” Penjelasan: Self love = melatih mettā pertama-tama kepada diri sendiri. Kalau kita bisa menyayangi diri, kita punya energi untuk menyayangi orang lain. Self love yang bijaksana berbeda dengan egois. Egois = hanya mementingka...
  🕒 Rancangan Sesi 45 Menit – Tema “Semangat” (Revisi) 1. Pembukaan & Ice Breaking (5 menit) Salam & Namaskara (1 menit) Ice Breaking: “Tebak Semangat” Guru menirukan ekspresi malas → sedih → semangat → lelah → semangat lagi. Anak-anak menebak emosi yang ditunjukkan. Pesan: “Hari ini kita belajar bagaimana tetap SEMANGAT walaupun kadang lelah.” 2. Cerita & Diskusi (10 menit) Cerita – “Ananda yang Tidak Menyerah” Awal: Ananda diminta ibunya membantu menyapu halaman. Ia mulai semangat, tapi setelah melihat banyak daun, ia merasa malas. Titik balik: Ananda duduk lelah, lalu teringat kata-kata gurunya di SMB minggu lalu: “Semangat itu seperti matahari. Jika terus bersinar, semua menjadi terang.” Aksi: Ananda bangkit, mengambil sapu lagi, dan mulai bekerja sambil bernyanyi kecil. Ia selesaikan pekerjaannya sampai halaman bersih. Akhir: Ibunya memuji, “Ananda, Ibu senang kamu menyelesaikan tugasmu. Kamu anak yang semangat!” Ananda merasa bahagia kare...