Langsung ke konten utama




 

📘 Rancangan Mengajar SMB

Tema: Semangat
Kelas: TK, SD 1–6
Tanggal: Disesuaikan
Durasi: ± 60 menit


1. Tujuan Pembelajaran

  • Anak mampu memahami arti semangat.

  • Anak meneladani tokoh Buddhis (Bhikkhu Soṇa & Petapa Gotama) dalam kegigihan berjuang.

  • Anak mampu menunjukkan nilai positif: pantang menyerah, kerja sama, dan disiplin.

  • Anak mampu merefleksikan sikap semangat dalam kehidupan sehari-hari.


2. Apersepsi & Ice Breaking (10 menit)

  • Guru menyapa anak: “Selamat pagi anak-anak yang penuh semangat!”

  • Mengajak gerak dan lagu singkat (misalnya “Tepuk Semangat” atau lagu gembira).

  • Tonton video singkat kreativitas/animasi tentang anak rajin.

  • Tanya jawab singkat: “Apa artinya semangat menurut kalian?”


3. Kegiatan Inti (30 menit)

a. Cerita Inspiratif

  • Guru menceritakan kisah Bhikkhu Soṇa yang berjuang hingga kakinya berdarah, lalu belajar menyeimbangkan usahanya.

  • Guru mengaitkan dengan Petapa Gotama yang tetap semangat berlatih hingga mencapai pencerahan.

b. Diskusi Nilai Positif

  • Semangat = tidak malas, pantang menyerah, tetap berbuat baik.

  • Nilai yang dapat diambil:

    1. Gigih berusaha walau sulit.

    2. Pantang menyerah meski ada hambatan.

    3. Kerja sama membuat kita lebih bersemangat.

    4. Menghargai usaha orang lain (guru, orang tua, teman).

c. Aktivitas / Ice Breaking Kedua

  • Permainan “Ular Terpanjang”:

    • Anak dibagi kelompok kecil.

    • Masing-masing membuat “ular” terpanjang dari benda sekitar (pena, kertas, dll).

    • Saat guru berkata “STOP!”, kelompok dengan ular terpanjang jadi pemenang.

  • Tekankan kerja sama & kreativitas sebagai bentuk semangat.


4. Refleksi & Meditasi (15 menit)

  • Ajak anak duduk tenang, pejamkan mata.

  • Bimbing anak membayangkan hal-hal baik yang akan dilakukan hari ini.

  • Guru bertanya:

    • “Apa satu hal baik yang akan kamu lakukan dengan semangat hari ini?”

    • “Bagaimana rasanya kalau kita malas dan tidak bersemangat?”


5. Penutup (5 menit)

  • Guru menegaskan kembali sabda Buddha:
    “Bangkitkan semangatmu, selalulah tegar untuk maju!” (Theragāthā 979)

  • Anak bersama-sama meneriakkan yel-yel:
    “Kami anak-anak penuh SEMANGAT!”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGHADAPI MARA

    🪷 KEGIATAN SMB 45 MENIT Tema: Petapa Gotama Menghadapi Māra (Kisah dari Nidānakathā Jātaka dan Sutta Nipāta 3.2) Kelas: 5–6 SD Durasi: ±45 menit 🌸 1. PEMBUKA (3 menit) Guru memberi salam Buddhis. Anak-anak duduk tenang dan bernamaskara. Guru mengajak menyanyi “Namo Tassa…” atau tepuk semangat singkat. --- 🌳 2. STUDI CERITA (±12 menit) Cerita Dhamma: Keteguhan di Bawah Pohon Bodhi Di Hutan Gayā, Petapa Gotama menemukan pohon asattha (beringin) dan duduk bersila menghadap timur. Beliau bertekad: > “Walau hanya kulit, urat, daging, dan tulang-Ku yang tertinggal, Aku tak akan bangkit sebelum menjadi Buddha!” Māra — raja kegelapan — mendengar tekad itu dan berteriak: > “Tak akan kubiarkan Siddhattha menjadi Buddha!” Dengan menunggang gajah besar Girimekhala, Māra datang bersama pasukan jahatnya. Petapa Gotama tetap duduk tenang, penuh ketenangan batin. Māra menyerang dengan angin topan, badai, hujan batu, api, abu panas, dan lumpur, tetapi semua berubah menjadi bunga-b...

Vaṇṇupatha-Jātaka

🏜️ VAṆṆUPATHA–JĀTAKA (Kisah Perjalanan di Gurun Pasir) Ketekunan dan Keyakinan Membawa Keselamatan 📜 Latar Cerita: Brahmadatta adalah raja di Benares. Bodhisatta terlahir sebagai seorang saudagar bijaksana yang memimpin lima ratus gerobak dagang menyeberangi padang pasir sejauh enam puluh yojana. Gurun itu sangat panas — pasirnya seperti bara, sehingga mereka hanya dapat berjalan di malam hari dan beristirahat di siang hari. 🌵 Kisahnya: Suatu malam, pemandu mereka tertidur di atas gerobak dan sapi-sapi tanpa sadar berbalik arah, sehingga rombongan kembali ke tempat semula. Pagi tiba — air dan kayu bakar sudah dibuang, tidak ada lagi bekal. Semua orang putus asa dan berbaring di bawah gerobak, menunggu mati. Namun Bodhisatta berkata dalam hati: “Jika aku menyerah sekarang, semuanya akan binasa.” Ia berjalan di bawah panas matahari dan menemukan rumput kusa tumbuh di pasir. “Rumput ini tidak mungkin hidup tanpa air di bawahnya,” pikirnya. Ia memerintahkan pengikutnya menggali. Setelah...
Tema: Berani Beda, Berani Benar Peserta: Remaja SMP/SMA 1. Pembukaan (3 menit) Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa (3x). Selamat pagi/siang sahabat Dhamma. Hari ini kita akan membahas satu hal yang sangat penting dalam hidup remaja: bagaimana kita berani berbeda ketika lingkungan menekan kita untuk ikut arus, dan berani benar meskipun harus sendirian. 👉 Pertanyaan pembuka: “Siapa di sini pernah merasa tertekan ikut-ikutan teman padahal hati kecil berkata itu salah?” 2. Mengapa Tema Ini Penting (5 menit) Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Tekanan dari teman sebaya (peer pressure) bisa sangat kuat. Media sosial menambah tekanan: ikut tren, ikut challenge, takut dianggap “nggak gaul”. Pertanyaan reflektif: “Apakah lebih penting terlihat keren di mata orang lain, atau tenang di hati sendiri?” 3. Landasan Dhamma (10 menit) Dhammapada 061 “Lebih baik berjalan sendiri di jalan yang benar, daripada berjalan bersama orang bodoh di jalan yang salah...