Langsung ke konten utama

Ke Sekolah Minggu Buddha


 

🕒 Rancangan 45 Menit

Tema: “Ayo ke Sekolah Minggu Buddha”

1. Pembukaan (5 menit)

  • Namaskara 3x bersama.

  • Doa singkat (Namo Tassa atau Buddham Saranam Gacchāmi).

  • Sapaan guru:

    “Hari ini kita belajar tentang kenapa SMB itu menyenangkan. Siapa yang senang datang ke Sekolah Minggu?” 🎉


2. Ice Breaking / Lagu (5 menit)

  • Nyanyi lagu Buddhis ceria atau buat yel-yel:

    “Ayo ke Sekolah Minggu…
    Tempat belajar Dhamma…
    Bertemu teman-teman…
    Hati jadi gembira!” 🎶

👉 Tujuan: membangun suasana ceria.


3. Cerita Dhamma (10–15 menit)

Cerita singkat: Mengapa kita ke SMB

  • Di SMB kita belajar Dhamma (ajaran Buddha).

  • Dapat teman baik yang sama-sama belajar kebaikan.

  • Belajar berbuat baik → misalnya jujur, berbagi, sayang makhluk hidup.

  • SMB membuat kita semakin dekat dengan Tiga Permata (Buddha, Dhamma, Sangha).

Contoh cerita sederhana:

  • Kisah Jataka Kelinci Dermawan → mengajarkan berbagi & berani berbuat baik.

  • Lalu guru mengaitkan: “Kalau ke SMB, kita belajar kebaikan seperti kelinci itu.”


4. Aktivitas Kreatif (15 menit)

Pilih sesuai kondisi kelas:

  • Mewarnai gambar (anak-anak gembira di SMB, Buddha, atau roda Dhamma).

  • Game edukatif: tebak-tebakan → “Di SMB kita belajar apa ya?”

  • Drama mini: anak-anak jadi tokoh Jataka / teman di SMB.


5. Refleksi & Penutup (5 menit)

  • Guru ajak anak-anak menyebut bersama:

    “Sekolah Minggu Buddhis itu menyenangkan, di sini kita belajar Dhamma, bertemu teman, dan berbuat baik!”

  • Namaskara 3x.

  • Doa pelimpahan jasa untuk orang tua & semua makhluk.


✨ Jadi, tema “Ayo ke Sekolah Minggu Buddha” menekankan:

  • SMB = tempat belajar Dhamma

  • SMB = tempat punya teman baik

  • SMB = tempat melatih kebajikan dengan gembira

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGHADAPI MARA

    🪷 KEGIATAN SMB 45 MENIT Tema: Petapa Gotama Menghadapi Māra (Kisah dari Nidānakathā Jātaka dan Sutta Nipāta 3.2) Kelas: 5–6 SD Durasi: ±45 menit 🌸 1. PEMBUKA (3 menit) Guru memberi salam Buddhis. Anak-anak duduk tenang dan bernamaskara. Guru mengajak menyanyi “Namo Tassa…” atau tepuk semangat singkat. --- 🌳 2. STUDI CERITA (±12 menit) Cerita Dhamma: Keteguhan di Bawah Pohon Bodhi Di Hutan Gayā, Petapa Gotama menemukan pohon asattha (beringin) dan duduk bersila menghadap timur. Beliau bertekad: > “Walau hanya kulit, urat, daging, dan tulang-Ku yang tertinggal, Aku tak akan bangkit sebelum menjadi Buddha!” Māra — raja kegelapan — mendengar tekad itu dan berteriak: > “Tak akan kubiarkan Siddhattha menjadi Buddha!” Dengan menunggang gajah besar Girimekhala, Māra datang bersama pasukan jahatnya. Petapa Gotama tetap duduk tenang, penuh ketenangan batin. Māra menyerang dengan angin topan, badai, hujan batu, api, abu panas, dan lumpur, tetapi semua berubah menjadi bunga-b...

Vaṇṇupatha-Jātaka

🏜️ VAṆṆUPATHA–JĀTAKA (Kisah Perjalanan di Gurun Pasir) Ketekunan dan Keyakinan Membawa Keselamatan 📜 Latar Cerita: Brahmadatta adalah raja di Benares. Bodhisatta terlahir sebagai seorang saudagar bijaksana yang memimpin lima ratus gerobak dagang menyeberangi padang pasir sejauh enam puluh yojana. Gurun itu sangat panas — pasirnya seperti bara, sehingga mereka hanya dapat berjalan di malam hari dan beristirahat di siang hari. 🌵 Kisahnya: Suatu malam, pemandu mereka tertidur di atas gerobak dan sapi-sapi tanpa sadar berbalik arah, sehingga rombongan kembali ke tempat semula. Pagi tiba — air dan kayu bakar sudah dibuang, tidak ada lagi bekal. Semua orang putus asa dan berbaring di bawah gerobak, menunggu mati. Namun Bodhisatta berkata dalam hati: “Jika aku menyerah sekarang, semuanya akan binasa.” Ia berjalan di bawah panas matahari dan menemukan rumput kusa tumbuh di pasir. “Rumput ini tidak mungkin hidup tanpa air di bawahnya,” pikirnya. Ia memerintahkan pengikutnya menggali. Setelah...
Tema: Berani Beda, Berani Benar Peserta: Remaja SMP/SMA 1. Pembukaan (3 menit) Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa (3x). Selamat pagi/siang sahabat Dhamma. Hari ini kita akan membahas satu hal yang sangat penting dalam hidup remaja: bagaimana kita berani berbeda ketika lingkungan menekan kita untuk ikut arus, dan berani benar meskipun harus sendirian. 👉 Pertanyaan pembuka: “Siapa di sini pernah merasa tertekan ikut-ikutan teman padahal hati kecil berkata itu salah?” 2. Mengapa Tema Ini Penting (5 menit) Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Tekanan dari teman sebaya (peer pressure) bisa sangat kuat. Media sosial menambah tekanan: ikut tren, ikut challenge, takut dianggap “nggak gaul”. Pertanyaan reflektif: “Apakah lebih penting terlihat keren di mata orang lain, atau tenang di hati sendiri?” 3. Landasan Dhamma (10 menit) Dhammapada 061 “Lebih baik berjalan sendiri di jalan yang benar, daripada berjalan bersama orang bodoh di jalan yang salah...