Langsung ke konten utama

 

🕒 Rancangan 45 Menit

Tema: Pancasila Buddhis

1. Pembukaan (5 menit)

  • Namaskara 3 kali bersama.

  • Doa singkat (Namo Tassa atau Buddham Saranam Gacchāmi).

  • Guru menyapa:

    “Hari ini kita belajar tentang Pancasila Buddhis. Siapa yang tahu artinya sila?”


2. Ice Breaking / Lagu (5 menit)

  • Nyanyi lagu sederhana atau tepuk tangan semangat:

    “Sila itu janji kita… jadi anak baik setiap hari…” 🎶


3. Cerita Dhamma (15 menit)

Cerita singkat:
Guru menjelaskan Pancasila Buddhis dengan bahasa anak-anak:

  1. Tidak membunuh → sayang semua makhluk. 🐶

  2. Tidak mencuri → jujur, tidak ambil milik teman. 🎒

  3. Tidak berbuat asusila → menjaga diri & hormat pada keluarga. 👨‍👩‍👧‍👦

  4. Tidak berbohong → berkata jujur. 🗣️

  5. Tidak minum minuman memabukkan → menjaga tubuh & pikiran tetap sehat. 🥛

👉 Ceritakan lewat kisah sehari-hari, misalnya:

  • “Budi menemukan dompet di jalan, ia tidak mengambilnya tapi menyerahkan ke guru. Itu contoh sila kedua.”


4. Aktivitas Kreatif (15 menit)

Pilihan:

  • Mewarnai gambar: 5 simbol sila (hewan, tas, keluarga, mulut, minuman sehat).

  • Drama mini: anak-anak memerankan contoh “melanggar” vs “menjalankan” sila (misalnya: berbohong vs berkata jujur).

  • Game kuis cepat: Guru tanya, anak jawab →

    • “Kalau kita sayang binatang, sila keberapa?”

    • “Kalau kita tidak bohong, sila keberapa?”


5. Refleksi & Penutup (5 menit)

  • Anak-anak menyebut bersama:

    “Aku berjanji melatih diri menjauhi membunuh, mencuri, perbuatan salah, berbohong, dan minuman memabukkan.”

  • Guru simpulkan:

    “Pancasila Buddhis membuat kita jadi anak baik, sehat, dan bahagia.”

  • Namaskara 3x.

  • Doa pelimpahan jasa untuk orang tua & semua makhluk.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGHADAPI MARA

    🪷 KEGIATAN SMB 45 MENIT Tema: Petapa Gotama Menghadapi Māra (Kisah dari Nidānakathā Jātaka dan Sutta Nipāta 3.2) Kelas: 5–6 SD Durasi: ±45 menit 🌸 1. PEMBUKA (3 menit) Guru memberi salam Buddhis. Anak-anak duduk tenang dan bernamaskara. Guru mengajak menyanyi “Namo Tassa…” atau tepuk semangat singkat. --- 🌳 2. STUDI CERITA (±12 menit) Cerita Dhamma: Keteguhan di Bawah Pohon Bodhi Di Hutan Gayā, Petapa Gotama menemukan pohon asattha (beringin) dan duduk bersila menghadap timur. Beliau bertekad: > “Walau hanya kulit, urat, daging, dan tulang-Ku yang tertinggal, Aku tak akan bangkit sebelum menjadi Buddha!” Māra — raja kegelapan — mendengar tekad itu dan berteriak: > “Tak akan kubiarkan Siddhattha menjadi Buddha!” Dengan menunggang gajah besar Girimekhala, Māra datang bersama pasukan jahatnya. Petapa Gotama tetap duduk tenang, penuh ketenangan batin. Māra menyerang dengan angin topan, badai, hujan batu, api, abu panas, dan lumpur, tetapi semua berubah menjadi bunga-b...

Vaṇṇupatha-Jātaka

🏜️ VAṆṆUPATHA–JĀTAKA (Kisah Perjalanan di Gurun Pasir) Ketekunan dan Keyakinan Membawa Keselamatan 📜 Latar Cerita: Brahmadatta adalah raja di Benares. Bodhisatta terlahir sebagai seorang saudagar bijaksana yang memimpin lima ratus gerobak dagang menyeberangi padang pasir sejauh enam puluh yojana. Gurun itu sangat panas — pasirnya seperti bara, sehingga mereka hanya dapat berjalan di malam hari dan beristirahat di siang hari. 🌵 Kisahnya: Suatu malam, pemandu mereka tertidur di atas gerobak dan sapi-sapi tanpa sadar berbalik arah, sehingga rombongan kembali ke tempat semula. Pagi tiba — air dan kayu bakar sudah dibuang, tidak ada lagi bekal. Semua orang putus asa dan berbaring di bawah gerobak, menunggu mati. Namun Bodhisatta berkata dalam hati: “Jika aku menyerah sekarang, semuanya akan binasa.” Ia berjalan di bawah panas matahari dan menemukan rumput kusa tumbuh di pasir. “Rumput ini tidak mungkin hidup tanpa air di bawahnya,” pikirnya. Ia memerintahkan pengikutnya menggali. Setelah...
Tema: Berani Beda, Berani Benar Peserta: Remaja SMP/SMA 1. Pembukaan (3 menit) Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa (3x). Selamat pagi/siang sahabat Dhamma. Hari ini kita akan membahas satu hal yang sangat penting dalam hidup remaja: bagaimana kita berani berbeda ketika lingkungan menekan kita untuk ikut arus, dan berani benar meskipun harus sendirian. 👉 Pertanyaan pembuka: “Siapa di sini pernah merasa tertekan ikut-ikutan teman padahal hati kecil berkata itu salah?” 2. Mengapa Tema Ini Penting (5 menit) Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Tekanan dari teman sebaya (peer pressure) bisa sangat kuat. Media sosial menambah tekanan: ikut tren, ikut challenge, takut dianggap “nggak gaul”. Pertanyaan reflektif: “Apakah lebih penting terlihat keren di mata orang lain, atau tenang di hati sendiri?” 3. Landasan Dhamma (10 menit) Dhammapada 061 “Lebih baik berjalan sendiri di jalan yang benar, daripada berjalan bersama orang bodoh di jalan yang salah...