Langsung ke konten utama

 


🕒 Rancangan Sesi 45 Menit – Tema “Memotong Rambut”  Pangeran Siddharta melepas keduniawian

1. Pembukaan & Ice Breaking (5 menit)

  • Salam & Namaskara

  • Ice Breaking – “Berani Melepas”

    • Guru menunjukkan beberapa benda (pensil, penghapus, buku kecil).

    • Anak memegang lalu disuruh “melepaskan” satu per satu.

    • Pesan: “Kadang kita harus melepaskan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.”


2. Cerita & Diskusi (12 menit)

Cerita – “Pangeran Siddharta Memotong Rambut”

Awal:
Pangeran Siddharta hidup nyaman di istana. Namun, ia melihat penderitaan: orang tua, orang sakit, dan kematian.

Titik Balik:
Siddharta merasa sedih dan berpikir, “Bagaimana cara mengatasi penderitaan ini?”

Aksi:
Ia meninggalkan istana, menunggang kuda bersama Channa. Di tepi hutan, ia memotong rambutnya sendiri sebagai tanda meninggalkan kehidupan mewah.

Makna:
Memotong rambut adalah simbol bahwa ia siap mencari jalan menuju kebebasan dari penderitaan.

Akhir:
Dengan hati teguh, ia menjadi petapa dan memulai perjalanan spiritual yang akhirnya membuatnya mencapai Pencerahan.

Nilai Positif yang Ditekankan

  • Keberanian: Meninggalkan kenyamanan untuk mencari kebenaran.

  • Tekad & Semangat: Tidak menyerah walau harus berpisah dari keluarga.

  • Kesadaran: Memahami penderitaan sebagai bagian hidup.

  • Pengorbanan: Melepaskan hal-hal duniawi demi tujuan mulia.

Diskusi Singkat

  • “Pernahkah kamu rela melepas sesuatu demi tujuan yang lebih baik?”

  • “Mengapa Siddharta berani memotong rambut dan meninggalkan istana?”

  • “Apa yang bisa kita contoh dari keberanian Siddharta?”


3. Keterampilan / Aktivitas Kreatif (13 menit)

  • Pilihan Aktivitas:

    1. Drama Mini:
      Anak-anak memerankan adegan Siddharta meninggalkan istana dan memotong rambut.

    2. Karya Gambar:
      Gambar Pangeran Siddharta memotong rambut dengan pesan “Aku Berani Berbuat Baik” atau “Aku Melepas Hal Buruk dalam Diriku.”

Tujuan: Menumbuhkan keberanian dan tekad untuk melepaskan sifat malas, marah, atau iri hati.


4. Refleksi & Meditasi Singkat (5 menit)

  • Duduk hening.

  • Guru memandu renungan:

    “Bayangkan Siddharta yang berani.
    Kita juga bisa berani melepaskan kebiasaan buruk,
    supaya hati kita bersih dan tenang.”


5. Lagu & Penutup (10 menit)

  • Lagu: Pilih lagu bertema keberanian & tekad (misalnya “Siddharta yang Agung” atau lagu tentang mencari pencerahan).

  • Ajak anak bergerak kecil saat menyanyi (misalnya menirukan gerakan memotong rambut dan berjalan meninggalkan istana).

  • Penutup & Namaskara.


🎯 Tujuan Sesi

  • Anak memahami simbolisme memotong rambut sebagai tekad meninggalkan keduniawian.

  • Anak belajar meneladani keberanian, tekad, dan pengorbanan Siddharta.

  • Anak termotivasi untuk melepaskan sifat buruk dan berbuat baik demi kebahagiaan diri dan orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGHADAPI MARA

    🪷 KEGIATAN SMB 45 MENIT Tema: Petapa Gotama Menghadapi Māra (Kisah dari Nidānakathā Jātaka dan Sutta Nipāta 3.2) Kelas: 5–6 SD Durasi: ±45 menit 🌸 1. PEMBUKA (3 menit) Guru memberi salam Buddhis. Anak-anak duduk tenang dan bernamaskara. Guru mengajak menyanyi “Namo Tassa…” atau tepuk semangat singkat. --- 🌳 2. STUDI CERITA (±12 menit) Cerita Dhamma: Keteguhan di Bawah Pohon Bodhi Di Hutan Gayā, Petapa Gotama menemukan pohon asattha (beringin) dan duduk bersila menghadap timur. Beliau bertekad: > “Walau hanya kulit, urat, daging, dan tulang-Ku yang tertinggal, Aku tak akan bangkit sebelum menjadi Buddha!” Māra — raja kegelapan — mendengar tekad itu dan berteriak: > “Tak akan kubiarkan Siddhattha menjadi Buddha!” Dengan menunggang gajah besar Girimekhala, Māra datang bersama pasukan jahatnya. Petapa Gotama tetap duduk tenang, penuh ketenangan batin. Māra menyerang dengan angin topan, badai, hujan batu, api, abu panas, dan lumpur, tetapi semua berubah menjadi bunga-b...

Vaṇṇupatha-Jātaka

🏜️ VAṆṆUPATHA–JĀTAKA (Kisah Perjalanan di Gurun Pasir) Ketekunan dan Keyakinan Membawa Keselamatan 📜 Latar Cerita: Brahmadatta adalah raja di Benares. Bodhisatta terlahir sebagai seorang saudagar bijaksana yang memimpin lima ratus gerobak dagang menyeberangi padang pasir sejauh enam puluh yojana. Gurun itu sangat panas — pasirnya seperti bara, sehingga mereka hanya dapat berjalan di malam hari dan beristirahat di siang hari. 🌵 Kisahnya: Suatu malam, pemandu mereka tertidur di atas gerobak dan sapi-sapi tanpa sadar berbalik arah, sehingga rombongan kembali ke tempat semula. Pagi tiba — air dan kayu bakar sudah dibuang, tidak ada lagi bekal. Semua orang putus asa dan berbaring di bawah gerobak, menunggu mati. Namun Bodhisatta berkata dalam hati: “Jika aku menyerah sekarang, semuanya akan binasa.” Ia berjalan di bawah panas matahari dan menemukan rumput kusa tumbuh di pasir. “Rumput ini tidak mungkin hidup tanpa air di bawahnya,” pikirnya. Ia memerintahkan pengikutnya menggali. Setelah...
Tema: Berani Beda, Berani Benar Peserta: Remaja SMP/SMA 1. Pembukaan (3 menit) Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa (3x). Selamat pagi/siang sahabat Dhamma. Hari ini kita akan membahas satu hal yang sangat penting dalam hidup remaja: bagaimana kita berani berbeda ketika lingkungan menekan kita untuk ikut arus, dan berani benar meskipun harus sendirian. 👉 Pertanyaan pembuka: “Siapa di sini pernah merasa tertekan ikut-ikutan teman padahal hati kecil berkata itu salah?” 2. Mengapa Tema Ini Penting (5 menit) Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Tekanan dari teman sebaya (peer pressure) bisa sangat kuat. Media sosial menambah tekanan: ikut tren, ikut challenge, takut dianggap “nggak gaul”. Pertanyaan reflektif: “Apakah lebih penting terlihat keren di mata orang lain, atau tenang di hati sendiri?” 3. Landasan Dhamma (10 menit) Dhammapada 061 “Lebih baik berjalan sendiri di jalan yang benar, daripada berjalan bersama orang bodoh di jalan yang salah...